My Blog

My Blog

Minggu, 27 April 2014

ANTARA HIJAB DAN PEKERJAAN



Sharing by Bunda Syania

Pagi ini ketika saya menyempatkan diri untuk share dengan Bung Hatta, ada pembicaraan yang mengingatkan saya pada masa lalu. Pembicaraan mengenai dilema jilbab vs pekerjaan. Saya harap dengan sharing ini, bisa membuka mata batin saudari2 saya. Saudari2 sy yang insyaallah tetap berpegang teguh pada prinsip. Amin.

Historinya, sewaktu cuti pertengahan tahun 2007 ke Pulau Flores. Awal kedatangan saya seh hanya ingin memberikan surprise kepada kedua orang tua dan adik2 saya tercinta. Wah tanpa saya rencanakan sebelumnya… Ada tawaran pekerjaan. Tawaran pekerjaan yang ujung2nya membuat saya merasa terjepit. Disatu sisi, ini merupakan peluang future yg MANTAB dalam karier dan disisi yang lain ada prinsip yg harus sy pegang teguh. Saya ditawarkan untuk bekerja di sebuah perusahaan ****** dengan iming2 gaji besar, fasilitas memadai, Asuransi kesehatan, dan beasiswa Tawaran yg menarik. Tapi, pihak manajemen mengajukan satu syarat. Yaitu, saya harus melepas jilbab!

Pengalaman saya diatas mungkin sering menjadi dilema bagi kehidupan seorang muslimah dalam meniti karir di dunia profesional. Tapi, kita mesti realistis bahwa rezeki ada ditangan Allah dan prinsip memang harus dipegang teguh. Sebab tanpa prinsip yang kuat kita akan mudah terombang-ambing oleh permasalahan dunia yang tak pernah usai.

Pada dasarnya Islam adalah agama yang mendorong pemeluknya untuk senantiasa giat bekerja dalam rangka amal sholeh. Dorongan ini tidak hanya ditujukan bagi laki-laki tapi juga perempuan.

Beratnya beban kehidupan saat ini, sering kali membuat perempuan turut berpartisipasi dalam mencari nafkah. Pada dasarnya tidak ada halangan bagi wanita untuk bekerja seperti halnya laki-laki Dengan catatan pekerjaan itu tidak merusak apa yg menjadi tanggung jawab utamanya. Dan tentu saja bila pekerjaan itu mengharuskan ia keluar dari rumahnya maka kewajiban menutup aurat dan menjaga sikap yg bisa menimbulkan fitnah. Jadi, harus benar2 diperhatikan sehingga ridho Allah menyertai sepanjang pekerjaan kita.

Alangkah mengharukan ketika saya berani melepas pekerjaan itu dan tidak harus menanggalkan jilbab. Tidak ada keraguan sedikitpun bagi saya. Keyakinan yang kuat mengatakan bahwa rezeki itu datangnya dari Allah. Dan kehalalan mata pencaharian atau nafkah yang kita cari tergantung dari bagaimana kita mendapatkannya. Bila kita mendapatkannya dengan cara menjual aqidah atau keyakinan kita akan ketentuan yg telah ditetapkan Allah alangkah tertipunya kita. Padahal rezeki Allah itu luas loooh….

Sangat dianjurkan bila dalam mendapatkan rezeki kita tidak menggantungkan diri kepada manusia. Menciptakan lapangan pekerjaan sendiri adalah suatu yg harus menjadi prioritas. Kreativitas sesorang sangat dituntut sehingga kita dapat bekerja di bawah kendali diri kita sendiri. Kalaupun kita harus bekerja di tempat orang lain… maka kita harus memberikan profesionalitas yang kita miliki dan tempt kita bekerja sehingga kerja kita dibayar sesuai dengan usaha kita, tanpa merendahkan hak asasi kita sebagai manusia. Begitulah islam mengajarkan umatnya.
-------------------

Semoga dapat membantu teman-teman yang sedang dibuat galau oleh pekerjaan. ^^

Bagi yang mau sharing pengalaman tentang dunia muslimah serta hikmah bisa kirim message. Yuk berbagi! ^^

1 komentar:

Amieyaku Me mengatakan...

Makasih banyak mba atas inspirasinya, saya sendiri jg lg dilema. Antara jilboob demi mendapatkan pekerjaan atau syar'i tp harus bersabar.

Posting Komentar