My Blog

My Blog

Minggu, 16 Februari 2014

Yuk! berhijab Syar'i


"kamu ngapain berhijab panjang gitu? mau jadi ustadzah?" | berhijab syar'i bukan cuma ustadzah kali.. semua Muslimah juga diperintah

"kamu mau jadi teroris pake hijab panjang kayak gitu?" | kerudung melabuh ke dada dan jilbab lebar itu perintah Allah dear

"hijab biasa aja kali, nggak usah ekstrim, berlebihan ah" | lho, jadi sekarang kamu merasa lebih tau tentang 'hijab syar'i yang benar'?

"iya, hijab panjang kayak kamu itu nggak menarik" | tujuan hijab memang membuatmu nggak diperhatikan, bukan malah menarik perhatian

"berhijab syar'i kayak kamu itu bikin ribet" | justru simpel, nggak banyak jarum, peniti, bahan, belitan, asesoris, temali, kawat

"tapi ya sesuaikan dengan zaman lah" | menyesuaikan zaman atau mode maksudnya? hijab itu ibadah, menyesuaikan Allah harusnya

"percuma aja hijab syar'i kalo kelakuan masih jelek" | hijab syar'i itu doa, agar Allah juga membenahi akhlak, hargai usaha dear

"aku baru mau berhijab syar'i kalo udah siap" | bersiap itu artinya melakukan bukan menanti, berusaha bukan berdiam

"kantor mana yang mau terima hijab syar'i begitu?" | rezeki itu milik Allah, yang taat pasti dibantu, daripada dapet tapi nggak berkah?

"cowok mana yang mau nikahi yang berhijab syar'i?" | yang jelas bukan cowok-cowok yang kamu kenal, tapi mereka yang mengenal Allah, mau

"aku bakal dijauhi temen-temen kalo berhijab syar'i begitu" | Allah akan ganti dengan temen-temen yang lebih baik, yang mendukung yang baik

"hijab syar'i bikin aku terbatas geraknya" | memang hal baik itu mengajak kita pada yang baik dan menjauhi yang buruk

"hijab syar'i itu nggak gaul" | memang kita bukan untuk digauli, tapi dihormati dan dimuliakan, sebagaimana perintah Allah

"nggak, aku nggak bisa berhijab syar'i" | nggak bisa beda dengan nggak mau, Allah wajibkan pasti kita bisa kalau kita mau

"hijab syar'i itu gimana sih?" | simpel, gamis lebar tak transparan, dipadu kerudung panjang menutupi dada, dan kelakuan tidak berlebihan

"maksudnya gamis lebar?" | pakaian yang tak menampakkan lekuk tubuh, dan diulurkan ke seluruh tubuh, seperti gamis, liat QS 33:59

"maksudnya kerudung panjang?" | kain yang dipakai untuk menutupi kepala, sampai menutup pada keseluruhan dada, liat QS 24:31

"maksud kelakuan tak berlebihan?" | jangan berbuat semua hal yang bakal mengundang perhatian kepadamu, tabbaruj itu, liat QS 33:33

"misalnya tabbaruj?" | baju yang terlalu ribet, gaya foto di-unyu-unyu-in, suara di-kiyut-kiyutin, semua yang menarik perhatian lelaki

"hehe.. sering tuh liat yang begitu" | banyak, haus perhatian lelaki, seneng kalo fotonya dikomen lelaki dengan "subhanallah ukhti.."

"jadi nggak boleh pasang PP diri gitu?" | bukan gitu, cari PP yang nggak undang fitnah aja, kadang tanpa sadar PP kita pilih yang caper

"oh, jadi hijab itu kelakuan juga ya?" | bener, emang mau foto kita didownload, dinikmati cowok sedunia maya? atau jangan-jangan demen?

"wah, susah juga ya berhijab syar'i?" | susah tapi bukan nggak mungkin, selangkah demi selangkah, sadar dan mau taat itu bagian pahala

"terus aku mulai darimana?" | mulai dengan cari komunitas berhijab syar'i, yang paling penting ikut kajian rutin biar pemahamannya naik

"aku masih bimbang" | mulailah melangkah, bimbang akan sirna, lakukan karena Allah insyaAllah mudah, banyak yang sudah kini giliranmu 



ini Hijab Syar'i = Khimar (QS 24:31) + Jilbab (QS 33:59) - Tabarruj (QS 33:33) | chirpstory.com/li/6487

Orang yang Meninggalkan Shalat Bukanlah Muslim


Kalau remaja sudah malas-malas melaksanakan shalat, maka bisa jadi dicap bukan muslim. Karena sebagaimana kata Umar, orang yang meninggalkan shalat bukanlah muslim.
Ibnu Zanjawaih mengatakan, ” ’Amr bin Ar Robi’ telah menceritakan pada kami, (dia berkata) Yahya bin Ayyub telah menceritakan kepada kami, (dia berkata) dari Yusuf, (dia berkata) dari Ibnu Syihab, beliau berkata,” ’Ubaid bin Abdillah bin ‘Utbah (berkata) bahwa Abdullah bin Abbas mengabarkannya,”Dia mendatangi Umar bin Al Khoththob ketika beliau ditikam (dibunuh) di masjid. Lalu Ibnu Abbas berkata,”Aku dan beberapa orang di masjid membawanya (Umar) ke rumahnya.”
Lalu Ibnu Abbas berkata, ”Lalu Abdurrahman bin ‘Auf diperintahkan untuk mengimami orang-orang.”
Kemudian beliau berkata lagi, ”Tatkala kami menemui Umar di rumahnya, maut hampir menghapirinya. Beliau tetap dalam keadaan tidak sadar hingga semakin parah. Lalu (tiba-tiba) beliau sadar dan mengatakan,”Apakah orang-orang sudah melaksanakan shalat?”
Ibnu Abbas berkata, ”Kami mengatakan,’Ya’.
Lalu Umar mengatakan,

لاَ إِسْلاَمَ لِمَنْ تَرَكَ الصَّلاَةَ

”Tidaklah disebut Islam bagi orang yang meninggalkan shalat.”
Dari jalan yang lain, Umar berkata,

ولاَحَظَّ فِي الاِسْلاَمِ لِمَنْ تَرَكَ الصَّلاَةَ

Tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan shalat.” Lalu Umar meminta air wudhu, kemudian beliau berwudhu dan shalat. (Dikeluarkan oleh Malik. Begitu juga diriwayatkan oleh Sa’ad di Ath Thobaqot, Ibnu Abi Syaibah dalam Al Iman. Diriwayatkan pula oleh Ad Daruquthniy dalam sunannya, juga Ibnu ’Asakir. Hadits ini shohih, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil no. 209)
Juga dikatakan yang demikian itu oleh semua sahabat yang hadir. Mereka semua tidak mengingkari apa yang dikatakan oleh Umar.
Perkataan semacam ini juga dapat dilihat dari perkataan Mu’adz bin Jabal, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Abu Hurairah, dan tidak diketahui sahabat yang menyelisihinya.
Al Hafidz Abdul Haq Al Isybiliy rahimahullah dalam kitabnya mengenai shalat, beliau mengatakan, ”Sejumlah sahabat dan orang-orang setelahnya berpendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja itu kafir karena sebab meninggalkan shalat tersebut hingga keluar waktunya. Di antara yang berpendapat demikian adalah Umar bin Al Khaththab, Mu’adz bin Jabbal, Abdullah bin Mas’ud, Ibnu Abbas, Jabir, Abud Darda’, begitu juga diriwayatkan dari Ali dan beberapa sahabat.”
Mayoritas sahabat Nabi menganggap bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja adalah kafir sebagaimana dikatakan oleh seorang tabi’in, Abdullah bin Syaqiq,

كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَرَوْنَ شَيْئًا مِنَ الأَعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلاَةِ

Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah menganggap suatu amal yang apabila ditinggalkan menyebabkan kafir kecuali shalat.
Perkataan ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Abdullah bin Syaqiq Al ‘Aqliy seorang tabi’in dan Hakim mengatakan bahwa hadits ini bersambung dengan menyebut Abu Hurairah di dalamnya. Dan sanad (periwayat) hadits ini adalah shohih. (Lihat Ats Tsamar Al Mustathob fi Fiqhis Sunnah wal Kitab, hal. 52)
Semoga Allah senantiasa memberi taufik pada para remaja untuk menjaga shalat.


Artikel RemajaIslam.Com

Apa itu Ta'aruf?


Secara bahasa ta'aruf bisa bermakna ‘berkenalan’ atau ‘saling mengenal’. Asalnya berasal dari akar kata ta’aarafa. Seperti ini sudah ada dalam Al-Qur’an. Simak saja firman Allah (yang artinya),
“Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal (ta’arofu) ...” (QS. Al Hujurat: 13).
Kata li ta’aarafuu dalam ayat ini mengandug makna bahwa, aslinya tujuan dari semua ciptaan Allah itu adalah agar kita semua saling mengenalyang satu terhadap yang lain. Sehingga secara umum, ta’aruf bisa berarti saling mengenal. Dengan bahasa yang jelas ta’aruf adalah upaya sebagian orang untuk mengenal sebagian yang lain.
Jadi, kata ta’aruf itu mirip dengan makna ‘berkenalan’ dalam bahasa kita. Setiap kali kita berkenalan dengan seseorang, entah itu tetangga kita, orang baru atau sesama penumpang dalam sebuah kendaraan umum misalnya, dapat disebut sebagai ta’aruf. Ta’aruf jenis ini dianjurkan dengan siapa saja, terutama sekali dengan sesama muslimuntuk mengikat hubungan persaudaraan. Tentu saja ada batasan yang harus diperhatikan kalau perkenalan itu terjadi antara dua orang berlawanan jenis, yaitu pria dengan wanita. Untuk itu umat islam sudah menganjurkan memberlakukan hijab bagi wanita muslimah, yang bukan hanya berarti selembar jilbab dan baju kurung yang menutupi tubuhnya dari pandangan pria yang bukan mahram, tapi juga melindungi pergaulannya dengan lawan jenis yang tidak diizinkan syari’at. Contoh dari pergaulan yang tidak diizinkan syari’at ini ialah berduaan atau bercampur-baur antara beberapa orang yang berlainan jenis dalam satu tempat secara berbauran, pergi bersama pria yang bukan mahram, dan berbagai hal lain yang dilarang syari’at. Semua itu tidak otomatis menjadi halal bila diatasnamakan ta’aruf.
Ta’aruf atau perkenalan yang dianjurkan dalam islam adalah dalam batas-batas yang tidak melanggar aturan islam itu sendiri. Kalau dalam soalan makan, minum dan berpakaian saja islam memiliki aturan yang harus dijaga, misalnya tidak sembarang makan dan minum itu halal, dan tidak sembarang pakaian boleh dipakai, maka untuk hal-hal lain yang lebih kompleks islam tentu juga memiliki aturannya. Adab pergaulan, adab berkenelan, adab mengenal sesama muslim, juga memiliki aturan yang harus diperhatikan. Jadi jangan sekali-kali mencampuradukkan antara anjuran berkenalan atau mengenal sesama muslim dengan larangan-larangan agama seputar proses berkenalan tersebut. Bila dilakukan, maka hal itu sama saja dengan mencampuradukkan antara makanan halal dengan haram, dengan dalil karena manusiahidup harus makan, dan bahwa makan minum itu boleh dilakukan diluar puasa.
Kemudian dalam makna khusus proses pengenalan sesorang terhadap pria atau wanita yang akan dipilih sebagai pasangan hidup sering juga disebut sebagai ta’aruf. Sebagai istilah ta’aruf tentu saja bebas nilai, sampai ada hal-hal yang memuat aplikasi dari hal-hal yang dianjurkan atau diwajibkan, atau sebaliknya, justru hal-hal yang tidak baik atau dilarang. Sejauh yang kami tahu, ungkapan ta’aruf ini tidak pernah disebutkan sebagai istilah khusus sengan arti perkenalan antar dua orang berlainan jenis yang ingin menjajaki kecocokan sebelum menikah. Karena tak ada penggunaan istilah yang sama untuk makna tersebut, maka sekali lagi kata ta’aruf ini masih bebas dinilai. Dan karna bebas nilai inilah, maka aplikasi ta’aruf ini pun bisa ditarik ulur menjadi nilai-nilai yang dianjurkan atau bahkan diwajibkan, atau sebaliknya, justru menjadi nilai-nilai yang dilarang dan diharamkan.

Artikel RemajaIslam.Com

Rabu, 12 Februari 2014

Nikah untuk Menjaga Kesucian



nikah-suciTentu saja jika seseorang ingin menjaga kesucian dirinya, pasti Allah akan menolongnya. Yang dimaksud di sini adalah menjaga kesucian dirinya dengan menikah, maka tentu Allah pun akan menolongnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda tentang tiga golongan yang pasti mendapat pertolongan Allah. Di antaranya,
وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ
"… seorang yang menikah karena ingin menjaga kesuciannya.” (HR. An Nasai no. 3218, At Tirmidzi no. 1655. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Ahmad bin Syu’aib Al Khurasani An Nasai membawakan hadits tersebut dalam Bab “Pertolongan Allah bagi orang yang nikah yang ingin menjaga kesucian dirinya”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
"Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah , maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” (HR. Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400).
Muhammad 'Abdurrahman bin 'Abdurrahim Al Mubarakfuri berkata bahwa yang dimaksud menjaga kehormatan adalah menjaga diri dari zina. Ath Thibiy berkata, "Gelora cinta sangat berat bagi manusia untuk menahannya seandainya bukan karena pertolongan Allah, tentu ia tidak bisa menjaga diri dari zina. Menjaga kesucian diri seperti ini sangatlah berat karena sudah merupakan tabiat dan jika terus dibiarkan, maka akan muncul sifat kebinatangan yang itu sungguh hina. Adapun jika kesucian seseorang  benar-benar terjaga, maka ia telah menggapai kedudukan mulia para malaikat." (Tuhfatul Ahwadzi, 5: 291).
Subhanallah ... Semoga Allah memudahkan kita untuk menjaga kesucian dan kehormatan kita.
Hanya Allah yang memberi taufik dan petunjuk.
---
Pesantren Darush Sholihin, 7 Muharram 1435 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel RemajaIslam.Com

Pacaran Ternyata Penuh Dusta


Pacaran ternyata penuh dengan kedustaan. Orang yang pacaran akan selalu mengelabui pasangannya.
Ketika masa-masa pacaran, si kekasih akan selalu berdandan cantik di hadapan pacarnya, berkata lemah lembut, bersenyum manis dan belang jeleknya ditutup-tutupi. Yang pacaran akan merasa tidak pede jika nampak sesuatu yang jelek dari dirinya. Kalau dikatakan pacaran sebagai jalan untuk mengenal pasangan sebelum nikah, kenyataanya penjajakan tersebut jauh berbeda dengan saat telah menikah. Saat telah menikah, satu sama lain tidak mesti berpenampilan cantik atau ganteng saat di rumah. Tidak mesti pula terus-terusan bertemu dalam keadaan harum atau wangi. Bahkan dalam pernikahan ada pasangan yang berkata kasar yang hal ini tidak dijumpai saat pacaran dahulu.
Padahal Islam sudah memberi jalan bahwa mengenali pasangan bisa dari empat hal: (1) kecantikan, (2) martabat (keturunan), (3) kekayaan atau (4) baik atau tidak agamanya. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi”.  (HR. Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1446). Mengenal calon pasangan sudah cukup lewat empat hal tersebut. Keempat hal tadi bisa diketahui dari keluarga dekat atau dari teman dekat si pasangan. Jadi, tidak mesti lewat lisan si pasangan secara langsung.
Jika sudah ada cara yang Islam gariskan, masihkah mencari cara lain untuk mengenal pasangan? Lantas apa mesti mengenal calon pasangan lewat pacaran?
Ketahuilah bahwa nikah adalah tanda ingin serius, sedangkan pacaran hanya ingin terus dipermainkan. Jangan heran jika ada yang sudah pacaran bertahun-tahun, namun pernikahan mereka tidak sampai setahun jadi bubar.
Coba lihat saja para sahabat Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, tidak pernah menempuh jalan pacaran ketika mencari pasangan. Sekali ta’aruf, merasa cocok, sudah langsung menuju pelaminan. Tidak seperti para pemuda saat ini yang menjalani pacaran hingga 10 tahun untuk bisa saling mengenal lebih dalam. Padahal para sahabat adalah sebaik-baik generasi sepeninggal Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang mesti dicontoh. Lihat saja apa yang terjadi ketika Fathimah dinikahi ‘Ali bin Abi Tholib atau Ruqoyyah yang dinikahi sahabat mulia ‘Utsman bin ‘Affan, mereka tidak melewati proses penjajakan pacaran. Imam Ahmad berkata dalam Ushulus Sunnah, “Hendaklah kita berpegang teguh dengan ajaran para sahabat -radhiyallahu ‘anhum- serta mengikuti ajaran mereka.”
Lihat pula si mbah kita dahulu. Mereka juga tidak mengenali calon pasangan mereka dengan pacaran. Akan tetapi, keluarga mereka tetap langgeng dan punya banyak keturunan.
So ... Apa gunanya pacaran? Jika Anda ingin dikelabui terus-terusan, maka monggo itu pilihan Anda dan akhirnya Anda yang tanggung sendiri akibatnya.
Semoga Allah beri taufik dan hidayah.
---
@ Warak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul, 16 Rajab 1434 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel RemajaIslam.Com

Diskriminasi Muslim di Perancis


Islam adalah agama yang paling banyak dinaut kedua di kira-kira 5 sampai 10 persen dari jumlah penduduk yang ada.
Jumlah Muslim di Perancis
Menurut data tahun 2000, umat Islam di Perancis berasal dari:
Asal
Jumlah
Aljazair
1.550.000
Maroko
1.000.000
Tunisia
350.000
Turki
315.000
Sub-Sahara Afrika
250.000
Timur Tengah
100.000
Asia lainnya (terutama Pakistan dan Bangladesh)
100.000
Muallaf
40.000
Ilegal imigran atau regularisasi menunggu
350.000
Lainnya
100.000
Total
4.155.000
Angka-angka di atas termasuk orang-orang yang tidak mengikuti Islam secara sempurna. Hanya 36% umat Islam di Perancis yang menggambarkan diri mereka sebagai "orang yang taat", dan 20% mengaku rajin mengikuti ritual Jumat. Sedangkan 70% mengatakan mereka "rajin ibadah di bulan Ramadhan". Kalau diperkirakan ada sekitar 1,5 juta Muslim Perancis yang "benar-benar taat", lainnya 1,5 juta baru rajin ibadah di bulan Ramadhan, dan 1 juta lainnya adalah Islam keturunan tetapi tanpa agama yang kuat atau hanya sekedar punya hubungan budaya dengan Islam. Adapun jumlah orang Islam keturunan yang mengikuti Katolik Roma diabaikan.
Diskriminasi pada Muslim Perancis
Pada tahun 2010, sebuah studi yang berjudul Apakah Muslim Perancis didiskriminasi di Negara Sendiri? menunjukkan bahwa kesempatan muslim di sana mendapatkan pekerjaan adalah 2,5 kali lebih sedikit dari orang Kristen, padahal memiliki kapabilitas yang sama. Contoh lain dari diskriminasi terhadap Muslim termasuk penodaan 148 kuburan Muslim Perancis dekat Arras. Sebuah kepala babi digantung dari sebuah batu nisan dan ditambah dengan kata-kata yang jorok untuk menghina Islam. Penghancuran dan perusakan kuburan Muslim di Perancis dipandang sebagai Islamophobia (ajaran benci terhadap Islam), ini berdasarkan sebuah laporan dari Pusat Pemantauan Eropa pada Rasisme dan Xenofobia. Sejumlah masjid juga telah dirusak di Prancis.
Pandangan Terhadap Jilbab di Perancis
Mengenakan jilbab di Perancis telah menjadi isu yang sangat kontroversial sejak tahun 1989. Perdebatan dasarnya kekhawatiran apakah gadis-gadis Muslim yang memilih untuk mengenakan jilbab dapat melakukannya di sekolah negeri. Masalah yang sama juga ditemukan pada pegawai negeri dan penerimaan tenaga medis muslim laki-laki dalam pelayanan medis.
Muslim percaya bahwa Quran dan Hadits memerintahkan wanita untuk menutupi wajah mereka. Namun demikianlah penerapan jilbab di Perancis bukan hanya dapat tantangan dari luar, bahkan dari kalangan muslim sendiri menentangnya yaitu dari kalangan Islam Liberal.
Pemerintah Prancis dan mayoritas besar opini publik menentang mengenakan tanda "mencolok" sebagai ekspresi keagamaan (baik baju atau simbol), apa pun agamanya, karena ini tidak sesuai dengan sistem Perancis. Pada bulan Desember 2003, Presiden Jacques Chirac mengatakan bahwa hal itu melanggar pemisahan gereja dan negara, juga akan meningkatkan ketegangan dalam masyarakat multikultural Prancis. Presiden Chirac memutuskan bahwa hukum harus melarang mengenakan tanda-tanda agama yang terlihat di sekolah. Lalu hukum itu disetujui oleh parlemen pada Maret 2004. Item dilarang oleh hukum ini termasuk jilbab muslim, simbol Yahudi atau salib. Namun diperbolehkan untuk memakai simbol-simbol rahasia iman seperti salib kecil, stars of david (lambang Yahudi) atau Fatima’s hand.
Pada tanggal 25 Januari 2010 diumumkan bahwa komite parlemen, setelah menyimpulkan suatu studi, merekomendasikan terlarangnya menggunakan cadar (penutup wajah) di lokasi umum seperti rumah sakit dan sekolah, tetapi tidak di bangunan pribadi atau di jalan.
Semoga saudara-saudara kita di Perancis dikuatkan untuk menjalani Islam di sana.

Sumber bacaan: http://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_France

@ Ummul Hamam, Riyadh KSA, 15 Dzulqo’dah 1432 H (13/10/2011)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.remajaislam.com

Senin, 10 Februari 2014

Yuk Berhijab! by Felix Siauw


Yuk Berhijab!
“Perlu kita sampaikan bahwa hijab bukanlah pernyataan ‘aku sudah baik’ atau ‘aku tiada dosa’. Hijab sederhana hanya pernyataan ‘aku ingin taat’” [h.132]
Nah, inilah kalimat yang sudah saya tunggu-tunggu. Sebuah kalimat yang menunjukkan bahwa berhijab itulah yang menuntun muslimah untuk menjadi lebih baik. Bukan malah dihindari dengan alasan yang dibuat-buat.
Sebenarnya saya lebih pengen baca buku Felix Siauw yang berjudul Muhammad Al-Fatih 1453 danBeyond The Inspiration tapi karena sering melihat stok buku ini di toko buku online-ku jadi disamberlah dan dibaca dengan waktu yang tergolong singkat.
Seperti judulnya, Yuk Berhijab!, isinya berkisar tentang martabat perempuan dan seluk beluk tentang hijab, juga jawaban-jawaban untuk pertanyaan ngeles yang membuat perempuan memilih untuk tidak berhijab. Jika sudah menjadi follower Ust Felix, jawaban yang diberikan sudah sering berseliweran di tweet beliau. hanya saja, kali ini disajikan lebih menarik dengan ilustrasi.
Visualisasi ini yang membuat dakwah berhijab lewat buku Yuk Berhijab!’ tidak terkesan kaku, malah ‘menyenangkan’ mata. Tapi yang agak menyiksa mata adalah tulisan berwarna putih dengan kombinasi background oranye, atau sebaliknya, membuat saya pusing.
Sangat direkomendasikan untuk muslimah yang belum berhijab, ingin berhijab, sudah berhijab, bahkan untuk para pria, supaya tahu urgensi berhijab bagi perempuan.
Judul: Yuk Berhijab!
Penulis: Felix Siauw
Visual: Emeralda Noor Achni
Penerbit: Mizania
Bintang: 5/5

Sumber : http://timbunanresensi.wordpress.com/2013/09/06/yuk-berhijab-by-felix-siauw/

Sudah Tahukah Anda ?


Ustadz Felix Siauw

1. ‪#‎YukBerhijab‬ karena ia akan mengikat pahala yang terserak | dan menjadikannya utuh saat bertemu Allah kelak

2. jangan karena berbuka aurat kita merugi dua kali lipat | pertama di dunia yang dekat dan kedua di masa akhirat

3. jangan datang satu masa saat kita terbangun di hari kiamat | di kiri dan kanan kita amal menghilang lenyap karena maksiat

4. kita pikir sudah siapkan pahala shalat, umrah, haji, sedekah dan puasa | namun di waktu kita paling perlukan ia tiada bersisa

5. bertanyalah kita kemanakah pahala pergi menghilang? | tak sadar aurat yang belum dihijab menjadi dalang

6. shalat punya pahala dimakan tampaknya paha, sedekah habis dibakar leher terbuka | tidak tinggal amal shaum kecuali lapar dahaga

7. adalah lekukan tubuh buat ganjaran Allah atas ibadahmu jadi tak utuh | sementara mengalirnya peluh dihapus ketatnya penutup tubuh

8. berhijab bukan menjamin pahalamu sempurna, namun mengusahakan ia tetap ada | bila yang dijaga bisa tiada, apalagi yang dibiar saja

9. kesiapan akan datang saat telah berhijab, bukan sebaliknya | karena Allah berikan taufik setelah kita beramal, bukan sebaliknya

10. sebagaimana persiapan maut yang tak akan pernah selesai | begitu pula penantian kesiapan berhijab tiada akan usai

11. siap tidak siap sebagian kita dilahirkan Muslim | tiada lantas kita katakan "belum siap" menjadi Muslim?

12. kalaulah kematian menanyakan kesiapan sebagai syarat ajal | tentu ada alasan menunda berhijab karena "kesiapan" jadi pasal

13. #YukBerhijab dan minta kepada Allah istiqamahkan hati | menunda hijab dengan alasan akhlak justru tunjukkan keburukan diri

14. karena hijab adalah jalan untuk persiapan | karena berhijab adalah bagian dari perbaikan

15. tiada salah Muslimah yang dalam taat dia belajar | berhijab menjadikan dirinya dan penghuni surga menjadi sejajar

16. #YukBerhijab dia membuatmu dicintai Allah dan Rasul | bahkan mengajarimu konkrit mencintai Allah dan Rasul

17. #YukBerhijab agar aman dan terjaga | indah di dunia dan anggun di surga

18. #YukBerhijab dan tolonglah dirimu sendiri | bukan lahir yang nyata namun batin yang abadi

Jumat, 07 Februari 2014

From Ustadz Felix :D


hijab itu 'baju'-nya Muslimah yang dipilihkan Allah | maka pekerjaan bukan alasan meninggalkannya

maka tanpa hijab Muslimah itu hakikatnya 'telanjang' dihadapan Allah | malukah kita berlaku demikian dihadapan Sang Pencipta?

maka sesiapa pun yang melarang atau tidak memberi izin hijab | sebenarnya dia menantang Allah dan segala ketentuan-Nya | naudzubillah..

dan seharusnya Muslimah punya prinsip atas hijabnya | bila Allah memang lebih diutamakan dari manusia

kebenaran bukan untuk ditawar dan hijab itu bukan pilihan | menetapi kebenaran itu wajib dan hijab itu bagian ketaatan

maka saat hijab seorang Muslimah dilarang oleh pekerjaan | tak usah banyak pikir, tinggalkan, untuk apa bekerja namun 'telanjang'?

Allah yang memberi rezeki trilyunan makhluk hidup di bumi | takkan pernah lupa memberi isi satu lambung Muslimah beriman

ketimbang memaksa bekerja sambil 'telanjang' tanpa hijab | hasil memang didapat tapi tidak ada barakah lalu untuk apa?

hidup bukan hanya di dunia bagi mereka yang meyakini | maka hijab bukan pilihan tapi kewajiban bagi yang mengimani
:)

Pandangan Islam Mengenai Pacaran




Cinta kepada lain jenis merupakan hal yang fitrah bagi manusia. Karena sebab cintalah, keberlangsungan hidup manusia bisa terjaga. Oleh sebab itu, Allah Ta’ala menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia dan kenikmatan bagi penghuni surga. Islam sebagai agama yang sempurna juga telah mengatur bagaimana menyalurkan fitrah cinta tersebut dalam syariatnya yang rahmatan lil ‘alamin. Namun, bagaimanakah jika cinta itu disalurkan melalui cara yang tidak syar`i? Fenomena itulah yang melanda hampir sebagian besar anak muda saat ini. Penyaluran cinta ala mereka biasa disebut dengan pacaran. Berikut adalah beberapa tinjauan syari’at Islam mengenai pacaran.
Ajaran Islam Melarang Mendekati Zina
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’ [17]: 32)
Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang. Asy Syaukani dalam Fathul Qodir mengatakan, ”Apabila perantara kepada sesuatu saja dilarang, tentu saja tujuannya juga haram dilihat dari maksud pembicaraan.”
Dilihat dari perkataan Asy Syaukani ini, maka kita dapat simpulkan bahwa setiap jalan (perantara) menuju zina adalah suatu yang terlarang. Ini berarti memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk perbuatan lain yang dilakukan dengan lawan jenis karena hal itu sebagai perantara kepada zina adalah suatu hal yang terlarang.
Islam Memerintahkan untuk Menundukkan Pandangan
Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menundukkan pandangan ketika melihat lawan jenis. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah kepada laki–laki yang beriman : ”Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An Nuur [24]: 30 )
Dalam lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman, “Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24]: 31)
Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat pertama di atas mengatakan, ”Ayat ini merupakan perintah Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka dari hal-hal yang haram. Janganlah mereka melihat kecuali pada apa yang dihalalkan bagi mereka untuk dilihat (yaitu pada istri dan mahromnya). Hendaklah mereka juga menundukkan pandangan dari hal-hal yang haram. Jika memang mereka tiba-tiba melihat sesuatu yang haram itu dengan tidak sengaja, maka hendaklah mereka memalingkan pandangannya dengan segera.”
Ketika menafsirkan ayat kedua di atas, Ibnu Katsir juga mengatakan, ”Firman Allah (yang artinya) ‘katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka’ yaitu hendaklah mereka menundukkannya dari apa yang Allah haramkan dengan melihat kepada orang lain selain suaminya. Oleh karena itu, mayoritas ulama berpendapat bahwa tidak boleh seorang wanita melihat laki-laki lain (selain suami atau mahromnya, pen) baik dengan syahwat dan tanpa syahwat. … Sebagian ulama lainnya berpendapat tentang bolehnya melihat laki-laki lain dengan tanpa syahwat.”
Lalu bagaimana jika kita tidak sengaja memandang lawan jenis?
Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan, “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no. 5770)
Faedah dari menundukkan pandangan, sebagaimana difirmankan Allah dalam surat An Nur ayat 30 (yang artinya) “yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka” yaitu dengan menundukkan pandangan akan lebih membersihkan hati dan lebih menjaga agama orang-orang yang beriman. Inilah yang dikatakan oleh Ibnu Katsir –semoga Allah merahmati beliau- ketika menafsirkan ayat ini. –Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk menundukkan pandangan sehingga hati dan agama kita selalu terjaga kesuciannya-
Agama Islam Melarang Berduaan dengan Lawan Jenis
Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama mahromnya.” (HR. Bukhari, no. 5233)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya.” (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi)
Jabat Tangan dengan Lawan Jenis Termasuk yang Dilarang
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)
Jika kita melihat pada hadits di atas, menyentuh lawan jenis -yang bukan istri atau mahrom- diistilahkan dengan berzina. Hal ini berarti menyentuh lawan jenis adalah perbuatan yang haram karena berdasarkan kaedah ushul “apabila sesuatu dinamakan dengan sesuatu lain yang haram, maka menunjukkan bahwa perbuatan tersebut adalah haram”. (Lihat Taysir Ilmi Ushul Fiqh, Abdullah bin Yusuf Al Juda’i)
Meninjau Fenomena Pacaran
Setelah pemaparan kami di atas, jika kita meninjau fenomena pacaran saat ini pasti ada perbuatan-perbuatan yang dilarang di atas. Kita dapat melihat bahwa bentuk pacaran bisa mendekati zina. Semula diawali dengan pandangan mata terlebih dahulu. Lalu pandangan itu mengendap di hati. Kemudian timbul hasrat untuk jalan berdua. Lalu berani berdua-duan di tempat yang sepi. Setelah itu bersentuhan dengan pasangan. Lalu dilanjutkan dengan ciuman. Akhirnya, sebagai pembuktian cinta dibuktikan dengan berzina. –Naudzu billahi min dzalik-. Lalu pintu mana lagi paling lebar dan paling dekat dengan ruang perzinaan melebihi pintu pacaran?!
Mungkinkah ada pacaran Islami? Sungguh, pacaran yang dilakukan saat ini bahkan yang dilabeli dengan ’pacaran Islami’ tidak mungkin bisa terhindar dari larangan-larangan di atas. Renungkanlah hal ini!
Mustahil Ada Pacaran Islami
Salah seorang dai terkemuka pernah ditanya, ”Ngomong-ngomong, dulu bapak dengan ibu, maksudnya sebelum nikah, apa sempat berpacaran?”
Dengan diplomatis, si dai menjawab,”Pacaran seperti apa dulu? Kami dulu juga berpacaran, tapi berpacaran secara Islami. Lho, gimana caranya? Kami juga sering berjalan-jalan ke tempat rekreasi, tapi tak pernah ngumpet berduaan. Kami juga gak pernah melakukan yang enggak-enggak, ciuman, pelukan, apalagi –wal ‘iyyadzubillah- berzina.
Nuansa berpikir seperti itu, tampaknya bukan hanya milik si dai. Banyak kalangan kaum muslimin yang masih berpandangan, bahwa pacaran itu sah-sah saja, asalkan tetap menjaga diri masing-masing. Ungkapan itu ibarat kalimat, “Mandi boleh, asal jangan basah.” Ungkapan yang hakikatnya tidak berwujud. Karena berpacaran itu sendiri, dalam makna apapun yang dipahami orang-orang sekarang ini, tidaklah dibenarkan dalam Islam. Kecuali kalau sekedar melakukan nadzar (melihat calon istri sebelum dinikahi, dengan didampingi mahramnya), itu dianggap sebagai pacaran. Atau setidaknya, diistilahkan demikian. Namun itu sungguh merupakan perancuan istilah. Istilah pacaran sudah kadong dipahami sebagai hubungan lebih intim antara sepasang kekasih, yang diaplikasikan dengan jalan bareng, jalan-jalan, saling berkirim surat, ber SMS ria, dan berbagai hal lain, yang jelas-jelas disisipi oleh banyak hal-hal haram, seperti pandangan haram, bayangan haram, dan banyak hal-hal lain yang bertentangan dengan syariat. Bila kemudian ada istilah pacaran yang Islami, sama halnya dengan memaksakan adanya istilah, meneggak minuman keras yang Islami. Mungkin, karena minuman keras itu di tenggak di dalam masjid. Atau zina yang Islami, judi yang Islami, dan sejenisnya. Kalaupun ada aktivitas tertentu yang halal, kemudian di labeli nama-nama perbuatan haram tersebut, jelas terlalu dipaksakan, dan sama sekali tidak bermanfaat.
Pacaran Terbaik adalah Setelah Nikah
Islam yang sempurna telah mengatur hubungan dengan lawan jenis. Hubungan ini telah diatur dalam syariat suci yaitu pernikahan. Pernikahan yang benar dalam Islam juga bukanlah yang diawali dengan pacaran, tapi dengan mengenal karakter calon pasangan tanpa melanggar syariat. Melalui pernikahan inilah akan dirasakan percintaan yang hakiki dan berbeda dengan pacaran yang cintanya hanya cinta bualan.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai semisal pernikahan.” (HR. Ibnu Majah no. 1920. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani)
Kalau belum mampu menikah, tahanlah diri dengan berpuasa. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagaikan kebiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnul Qayyim berkata, ”Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta, malah cinta di antara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan, karena bila keduanya telah merasakan kelezatan dan cita rasa cinta, tidak bisa tidak akan timbul keinginan lain yang belum diperolehnya.”
Cinta sejati akan ditemui dalam pernikahan yang dilandasi oleh rasa cinta pada-Nya. Mudah-mudahan Allah memudahkan kita semua untuk menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Allahumma inna nas’aluka ’ilman nafi’a wa rizqon thoyyiban wa ’amalan mutaqobbbalan.
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Source: http://buletin.muslim.or.id/akhlaq/cinta-bukanlah-disalurkan-lewat-pacaran

From Ustadz Felix Siauw hehehe :)


1. dear teman-teman, bulan ini banyak nafsu akan menyalahgunakan nama cinta | gimana kalo kita ramein dengan hashtag ‪#‎CintaMulia‬?

2. hashtag #CintaMulia ini diharap jadi sarana edukasi akan cinta sebenarnya | cinta yang tanpa maksiat dan perbuatan nista

3. untuk mendukung hashtag #CintaMulia ini, @AlFatihStudios sudah menyediakan buklet | bukletnya keren dan teen-ish banget

4. hashtag #CintaMulia juga akan didukung dengan tweet-tweet berkaitan | semua akun twitter silakan dengan keunikannya masing-masing

5. penampakan cover bukletnya #CintaMulia bisa dilihat di album foto dibawah ini, keren ya | buklet ini akan dibagi PDF siap cetaknya, gratis!

6. buklet "#CintaMulia" ini sangat disarankan dicetak | dan dibagi-bagi ke aktivis pacaran dan valentinan

7. buklet #CintaMulia ini bisa juga disebarkan via online | jadiin akun kita manfaat | share the dakwah

8. INI LINK DOWNLOAD buklet #CintaMulia (PDF 5.6 MB) | siap cetak dan siap sebar >> goo.gl/l6YrV7 atau tinyurl.com/cintamulia

9. petunjuk pembuatan buklet #CintaMulia bagi yang mau nyetak juga ada di album foto dibawah | yuk nge-share Islam

10. semoga jadi manfaat dan kebaikan ya.. | sila download dan sebarkan #CintaMulia >> goo.gl/l6YrV7 atau tinyurl.com/cintamulia

22 Alasan Tidak Memakai Jilbab


Assalamualaikum :)
Haaai salam dakwah akhi wa ukhti, haseeek sapaan baru B-) hehe. Kali ini Irmaa mau share alasan-alasan umum cewek-cewek tidak atau belum mau memakai kerudung/jilbab.
Padahal jelas, jilbab itu WAJIB. Bukan sunnah dan bukan juga kebudayaan orang arab. Kita bisa langsung lihat kok di Quran, Surat An-Nur (24): 31 dan Al-Ahzab(33): 59.
Nah langsung saja yaa, inilah alasan-alasan pada umumnya cewek tidak memakai jilbab/kerudung beserta JAWABANnya:
Alasan Pertama
1)  Belum puas dengan alasannya? Atau masih mau nyanggah “Zaman dinosaurus itu sendiri belum tentu ada, dan jelas belum ada kehidupan kan?” Iya emang bener. Tapi bukannya koteka atau baju-baju terbuka lainnya yang menampakkan aurat itu lebih kuno kayak di zaman batu? :P
Alasan kedua
2)  Ini sih alasan orang-orang yang pikirannya pendek kalo menurut saya, apa dengan melihat satu orang berjilbab buruk dia akan mengecap semua cewek berjilbab itu buruk? Irmaa harap, sedikit doang ya cewek yang pikirannya begitu O:)
Alasan ketiga
3)  Wanita yang berkerudung memang belum tentu baik dan benar, tapi wanita yang baik dan benar sudah pasti berkerudung. CAMKAN. Lagipula, sebenarnya menutup aurat dengan baik-buruk hatinya/kelakuannya itu nggak ada hubungan atau sangkutpaut. Akhlak punya hitungan amal sendiri, begitu juga dengan menutup aurat. Pelanggaran dan dosa yang didapat juga dipisah, nggak gabung hitungannya.
Alasan keempat
4)  Ini….. gausah ditambahin, udah Irmaa jawab dengan lebih jelas sebelumnya kan? (Lihat lagi alasan yang ketiga)
Alasam kelima
5)  Ini juga alasan orang-orang yang pikirannya pendek kalo menurut saya. Helloooo mana mungkin sih? Gak ada yang mau sama lo cuma gara-gara lo pake kerudung? Cowok gak beres iya dah :) *sorry nggak nyantai
Alasan keenam
6)  Hmm….. Nggak tega putusin hubungan? Padahal udah jelas dia nggak suka kamu nurut sama perintah Allah? Berarti dia nggak layak buat kamu? Iya. Jelasin baik-baik sama dia, kalo emang dia tetep keras gak suka….. Ya cari yang lain lah. “Emang dikira gampang apa cari jodoh lagi udah deket ke pernikahan gini?” Insya Allah semuanya mudah kalo kamu lebih nurut sama Allah dan berarti kamu sudah lolos dari salah satu ujian-Nya, selamat :)
BazsxyTCIAA7PHW
7)  Ini juga sama, kembali ke alasan sebelumnya (lihat alasan keenam), berarti itu bukan pekerjaan yang baik buatmu. Jelasin bosnya baik-baik, dan kalo emang dia udah bulat/tegas gak bisa nerima kamu sebagai pekerjanya dengan alasan jilbab, ya tinggalin. Cari yang lain! Insya Allah cepat dikasih sama Allah dan insya Allah juga itu akan lebih baik O:)
Alasan kedelapan
8)  Yap benar. Jilbab itu pilihan, menaati perintah Allah itu pilihan, dan masuk surga itu juga pilihan. Allah itu Maha Kaya dan nggak butuh kita buat mengisi surga-Nya kok, kita yang butuh surga, kita yang butuh SELAMAT dari api NERAKA :)
BaztCWOCcAAKJ9w
9)  Bebas yang kamu mau bebas yang gimana dulu nih? :) Kalo bebas dari api neraka mau nggak?
BaztIuACMAE9uVw
10)  Bosen sama alasan kayak gini, jelas-jelas menutup aurat dengan sempurna alias memakai kerudung itu WAJIB! Budaya Arab? Mending buka dulu deh Qur’an Surat An-Nur (24): 31 dan Al-Ahzab(33): 59. Abis baca terjemahannya, masih mau tetep bilang cuma budaya arab? Berarti Anda telah meragukan firman Allah, dan Anda bukan termasuk orang yang beriman kepada-Nya… Sayang sekali.
Alasan kesebelas
11) Dengan adanya orang yang mengingatkanmu untuk menaati Allah, apa kamu bisa berpikir dia itu mau mengendalikan kamu? Kamu bukan tipe orang yang mau diatur-atur? Oke, gini deh, kamu ya kamu yang mengatur pilihan kamu mau gimana aja. Tapi kan udah dijelasin sebelumnya, pakai kerudung itu pilihan. Jadi, kalo ada orang yang MENYARANKAN ya berarti dia kan nggak maksa dong? Iya dong? Iya. Cuma MENYARANKAN, yang MENGENDALIKAN, dan MEWAJIBKAN itu ya ALLAH SWT, penciptamu, ukhti :)
Alasan keduabelas
12)  Nggak semuanya begitu, tergantung bagaimana seorang cewek berjilbab itu mengurus rambutnya. Oke, saya ngerti dan saya akui, (karena saya sendiri cewek) arti rambut bagi wanita itu…. mahkota. Aset kedua terbesar setelah wajah, tapi apalah artinya rambut indah yang bisa diperlihatkan kalo membuat kita tidak bisa mencium bau Surga-Nya kelak? It’s nothing, girls. Dan… oiya, pengalaman allia pakai kerudung, TRUE STORY loh yaaa, jujur, asli 100%, emang sih awal-awalnya pakai kerudung itu pasti kepala terasa panas, apalagi yang rambutnya panjang atau lebat, wajar dong, itu GODAAN. Tapi lama-kelamaan ya… sekitar 2-3 minggu akan terbiasa dan nggak ngerasa panas lagi deh! Dan mungkin rambut juga akan sering lepek(basah keringat) untuk beberapa saat, tapi lama kelamaan bener-bener BIASA banget. Terus nih, sering, di saat cuaca panas bingiiit/menyengat yang bikin orang-orang update “neraka bocor” ish astaghfirullah-_- itu malah nggak berasa di saya yang pake kerudung, sementara temen-temen saya saat itu ya pada ngeluh PANAS….
Bazthg1CIAAMf1x
13)  Hmm… yayaya…. Semua tergantung pilihan Anda :) Gaul, trendy, dan modis lah di dunia sepuasnya. Tapi jangan pernah mengharap kesenangan SURGA-Nya. Nyesek. Gabakal dapet-dapet deh, percaya :)
BaztmsdCYAI7dbw
14)  Lihat alasan sebelumnya lagi lagi dan lagi…. Yang namanya tercantum di AL-QURAN ya pasti BENAR. Ya pasti asli Firman-Nya. Kalo Anda tidak percaya, Anda gagal menunjukkan sifat beriman kepada Allah. (Nah lu, itukan rukun iman yang pertama-_-)
BaztzsvCYAAuujJ
15)  Hal kecil? Memakai jilbab=kewajiban perempuan baligh=menaati perintah Allah=…..? Kalo ujung-ujungnya udah ada Allah-nya berarti udah jadi hal besar dong?…. Ya kan :P
BazuF9yCUAAT9Jc
16)  Apalah artinya omongan orang-orang yang nggak punya apa-apa dibanding perintah wajib atau FIRMAN ALLAH, Sang Pencipta langit dan bumi beserta isinya, Sang Pencipta Surga dan Neraka? Orang-orang mau ngomong ya ngomong aja sana gih! Emang mereka yang punya surga? Mereka ngerti apa soal fanatik dan ekstrimis terhadap kehidupan akhirat yang nyata dan kekal kelak? Yang ngomong kayak gitu pasti cuma orang-orang yang hedonisme deh.
BazuLP4CEAARRJT
17)  Nah… Kalo belum pernah denger rukun iman dan rukun islam berarti nggak lulus SD dong harusnya…. Kerudung itu cuma salah satu dari sekian perintah WAJIB Allah buat kita perempuan baligh. Itu aja.
Alasan kedelapanbelas
18)  Hahaha untuk yang satu ini… ya namanya mulut cewek! semua juga tau, bahkan ini sudah tercantum di Al-Quran. Iya emang yang namanya gossip itu dosa. Bagaikan memakan daging bangkai saudara kandungnya sendiri… Ish naudzubillah. Nah kalo emang nggak terkontrol alias keceplosan alias nggak sengaja ya banyakin istighfar dan usahain jangan lagi-lagi, kalo emang ada tanda-tanda temen yang mau mulai duluan ngegossip, langsung menghindar deh. Kalo nggak, kamu yang potong pembicaraannya dan langsung cari obrolan lain yang lebih seru dan nggak bikin dosa pastinya ya… :)
Alasan kesembilanbelas
19)  Aduh…. Plis deh…. Giliran urusan jodoh atau tema jodoh aja, megang prinsipnya “Jodoh itu emang cuma Allah yang tau, tapi kita tetep harus usaha dapetinnya dengan cara pacaran, dll (yang sifatnya mencari/menjemput jodoh)” yg sebenernya malah dilarang oleh Allah. Yang harus diyakini itu, iya memang hidayah datang dari Allah, tapi kita harus ada usaha untuk mencarinya juga. Gitu, ukhti :)
Bazw9XgCEAAtck0
20)  Siapnya kapan tuh? Emang kamu tau kapan kamu akan dijemput malaikat Izrail?
BazxLUeCQAAIPC9
21)  Iyasih panas, bener banget. Tapi emangnya mau ngerasain yang lebih panas lagi dalam waktu yang kekal? Kita panas pakai kerudung, kalo kena sinar matahari, tapi kalo nggak pakai kerudung (di rumah dan hanya ada keluarga atau sesama perempuan) kan nggak panas toh? Kita kan nggak setiap saat pakai kerudung kalo di DUNIA. Nah kalo di Neraka? Emang ada jedanya/istirahatnya buat nerima hukuman dari Allah? Akhirat itu kan kekal.
Alasan keduapuluhdua
22) Who says? Malah kebanyakan nih ya, cewek yang pakai kerudung itu jauh terlihat lebih cantik dan ada aura menenangkan yang terpancar loh. Mungkin ada beberapa temen kamu yang bilang begitu, tapi cuekin aja. Dia menyesatkan tuh. Atau kamu mungkin yang merasa tidak cantik kalo pakai kerudung? Hilangkan atau lupakan deh perasaan kayak begitu. Itu cuma hasutan syaitan di pikiran kamu supaya kamu nggak pakai kerudung. Ingat, syaitan itu ngga suka melihat orang yang mau menuju ke jalan yang benar loh ya….
Source picture: Twitter @IamMuslimCloth
Nah mudah-mudahan setelah membaca ini banyak yang mendapat hidayah-Nya ya, Amin O:) maaf kalo banyak kata-kata yang nggak baku, nggak sopan, atau nggak nyantai, labil bahasa, karena saya sendiri juga masih belajar.
Dan kalo ada yang mau ditanyakan silakan dikomentar, mau ngasih pendapat juga boleh kookk :) sangat diterima masukan dari semua. Tapi yang sopan yaa commentnya ;)
Thanks for reading and Wassalamualaikum :)