Subhanallah, Rasulullah saw melakukan tarhib Ramadhan paling meriah dan paling lama.
Di lingkungan kita, pada saat menjelang bulan Ramadhan, terdapat
tradisi unik untuk mengungkapkan kebahagiaan luar biasa. Ada yang menyebar
jadwal imsak, ada yang silaturahim seperti halnya lebaran, ada yang
bermaaf-maafan, ziarah ke makam keluarga alias nyekar, ngariung,
megengan, munggahan, kirab, dan masih banyak lagi tradisi sejenis
lainnya.
Lalu, bagaimanakah cara Rasulullah saw menyambut
Ramadhan, alias tarhib Ramadhan? Beliau melakukan tarhib Ramadhan
jauh-jauh hari sebelum datangnya Ramadhan. Pada bulan Sya’ban,
Rasulullah saw pun semakin meningkatkan kuantitas dan kualitas
ibadahnya. Beliau saw tidak pernah melakukan puasa sunah sebanyak yang
dilakukan di bulan Sya’ban. Salah satu dari hikmah memperbanyak puasa di
bulan Sya'ban adalah sebagai latihan puasa selama sebulan penuh di
bulan Ramadhan. Apakah itu bukan sebuah tarhib? Ya, begitulah salah satu
cara Nabi menyambut kehadiran Ramadhan, sebulan sebelumnya telah
dipersiapkan matang-matang.
Adalah baginda Nabi Muhammad saw
yang benar-benar melakukan tarhib Ramadhan paling meriah dan paling
lama. Beliau melakukan tarhib Ramadhan tidak cukup sehari atau dua hari
saja. Beliau mempersiapkan penyambutan Ramadhan mulai dari menjelang
kedatangannya hingga kepulangannya.
Oleh karena itu marilah
kita menyambut jenak-jenak Ramadhan yang kian saat kian mendekat dengan
meningkatkan amalan ibadah. Melakukan peningkatan ibadah dan ketaatan
pada Allah agar saat bertemu dengan Ramadhan, kondisi fisik dan ruhiyah
kita benar-benar siap dan prima. Bentuk-bentuk pelatihan atau pemanasan
itu misalnya membayar ‘hutang’ shaum bagi yang pernah uzur meninggalkan
shaumnya pada Ramadhan yang lalu, mempersiapkan tilawah Al-Qur’an bagi
yang masih gagap dan kurang lancar, memperbaiki tajwidnya dengan belajar
dengan orang yang paham ilmu tajwid. Semoga kita disampaikan di bulan
suci tersebut. Dan kita tidak tahu apakah Ramadhan kali ini kita
mendapatinya. Juga kita tidak tahu apakah ketika mendapatinya ia menjadi
Ramadhan yang terakhir bagi kita. Seperti tahun-tahun lalu. Wallahu
a’lam.
http://www.quranlearningcentre.com/
http://filsafat.kompasiana.com/, http://www.dakwatuna.com/

0 komentar:
Posting Komentar